Himpunan Mahasiswa Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin

Pustaka Tari Daerah

I.  Tari Kalimantan  Selatan

__________________________________________________________

1. Tari Dara Manginang

Tari Dara Manginang merupakan salah satu tari yang digarap oleh seniman banjar yang bernama Amir Hasan kiai Bondan (pendiri Perpekindo) tari ini dikembangkan dan disebarluaskan di sanggar tari Perpekindo dan oleh seorang tokoh seniman yang bernama Anang Bahrudin Tari Dara Manginang dibawa dan disebarluaskan di daerah Amuntai(Hulu Sungai Utara). Tari ini digunakan sebagai bahan ajar disalah satu sekolah di daerah Amuntai.

A. Sinosis

Tari Dara Manginang merupakan sebuah tarian bergenre semi-klasik Banjar. Menceritakan tentang para remaja putri yang siap memasuki naik bujang (red : jelang dewasa) dalam pergaulan ibu-ibu. Diwajibkan bagi mereka untuk bisa manginang (makan sirih) sebagaimana yang dilakukan para ibu dewasa.

Properti yang digunakan dalam tarian ini yaitu :

  • Puan (tempat panginangan)
  • sirih, Kapur, Gambir, Pinang, Tembakau
  • Selendang
  • Baju Galuh
  • Tapih air guci
  • Hiasan kepala berupa bogam

musik yang digunakan dalam tarian ini yaitu :

  • Peperangan
  • Ayakan miring
  • Ayakan setengah

Article from: Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi “Tari Dara Manginang” oleh : Norliani (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)

__________________________________________________________

2. Tari Jepen Dua Bersaudara


Article from: Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi “Tari Jepen Dua Bersaudara” oleh : Kristana Pratiwi dan Marlina (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)

__________________________________________________________

3. Tari Jepen hadrah

Article from: Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi “Tari Jepen Hadrah” oleh : Sri Lismawati dan Widiawati (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)

__________________________________________________________

4. Tari Tirik Pandahan

Tarian ini menggambarkan muda-mudi dari desa pinang babaris kabupaten pandahan.

Article from: Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi “Tari Tirik Pandahan” oleh : Heriyani Anissa dan Hidayatulrahmah (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)

__________________________________________________________

5. Tari Tandik Balian

Article from: Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi “Tari Tandik Balian” oleh : Renna Aspiarna dan Marlina.M (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)

__________________________________________________________

6.Tari Burung Tarabang

A. Sinopsis

Burung tarabang, Disebut Burung tarabang karena tari ini Menggambarkan gerak burung yang sedang terbang dari satu tempat ke tempat yang lain. Tari ini sebenarnya merupakan tari kreasi yang bersumber dari gerak-gerak tari burung.

Article from: Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi “Tari Burung Tarabang” oleh : Maya Karlinah dan Ella Marisa (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)

__________________________________________________________

7. Tari Gerbang

A. Sinopsis

Tari ini menceritakan tentang kesiap-siagaan prajurit-prajurit kerajaan dalam menjaga pintu gerbang kerajaan yang dipimpin oleh seorang tumenggung.

Article from: Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi “Tari Gerbang” oleh : Adi Najida dan Didit nur Cahyo (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)

__________________________________________________________

8. Tari Kanong

A.Sinopsis

Tari ini menceritakan sekelompok muda mudi yang sedang bekerja dengan gotong royong, mereka bekerja dengan riang gembira, dan saling menghargai, sederhana, percaya diri dalam pergaulan sehari-hari. Cerita ini tergambar dalam setiap gerak yang dinamis, lincah, gesit, serta lemah gemulai.

Article from: Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi “Tari Kanong” oleh : Nurhidayah (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)

__________________________________________________________

9.  Tari Gandut Karancongan

Article from: Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi “Tari Gandut Karoncongan” oleh : Ismi Robiyani dan Mahdalena (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)

__________________________________________________________

10. Tari Gandut Mandung-Mandung

A. Sejarah

Tari gandut Mandung-Mandung kesenian ttradisional rakyat yang sekarang sudah hampir hilang sudah mulai berkembang sejak abad XVII-XVIII di lingkungan Keraton.Seni budaya yang amat berkembang adalah seni memukul Gamelan jawa bersamaan dengan lagunya tetapi semangatnya Banjar pada masyarakat lapisan atas sampai tahun1990 kehidupan seni musik gamelan, tari tarian masih berkembang yang kemudian secara lambat laun habis diabad berikutnya.

B. Tempat Berkembangnya

Masa dahulu tari ini berkembang dari Desa Pandahan (Kab. Tapin) keseluruhan daerah Kalimantan Selatan  yang terkenal adalah daerah Banua Lima yaitu Yaitu Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sugai Tengah, Hulu Sungai Utara dan Tabalong. Masa sekarang yang tinggal hanya di Desa Pandahan, Desa Pinang Babaris (Barikin).

C. Sinopsis

Sebuah tari tradisional rakyat yang mengungkapkan adanya suatu gambaran wanita yang biasanya mengundang perhatian lawan jenisnya. Undangan itu dilaksanakan oleh pria dengan hati-hati memandang dari jauh demikian juga wanita, maka terjadinya bujuk rayu antara pria dan wanita  dengan cara saling  mendekati.


D.Busana

– Untuk laki-laki:

  • Baju Poko
  • Celana, Sabuk
  • Laung Tajuk Siang

– Untuk Wanita:

  • Baju Poko
  • Tapih Lasam/Pagatan
  • Galung Malang
  • Bogam +   untaian Melati

Article from :Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi ” Tari Gandut Mandung-mandung” oleh  Herda wulansari dan Aulia Rahman (mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)


__________________________________________________________

11. Tari  Topeng

__________________________________________________________

12.  Tari Baksa panah

A. Sejarah

Tari Baksa Panah tumbuh dan berkembang sejak abad XVIII yaitu pada zaman Sutar Pasir. Penciptanya pangeran Prabu, Karena lahirnya dikeraton maka digolongkan jenis tari klasik. Lahir bedasarkan kebutuhan hiburan  bagi tamu2 yang berkunjung ke keraton dan pelengkap pada upacara-upacara tertentu. Terlepas dari asal penciptanya, pengaruh kebudayaan Jawa, disini ada sedikit terasa  pada tari BaksaPanah, ini terlihat dari perangkat gamelan sebagai penggiring tari tersebut. Dari unsur gerak juga ada kesamaan dengan beberapa gerak tari Jawa, namun demikian masih terdapat perbedaan yang mendasar pada desain gerak dan kualitas gerak, dan pada Tari Baksa Panah ini masih terasa nuansa Banjar yang spesifik.

Tari Baksa Panah tidak hanya digelarkan di keraton tetapi juga mulai berkembang di kalangan masyarakat biasa. Hai ini dikarenakan tuntutan akan hiburan, oleh karena itu perkembangan Tari Baksa Panah pada kurun waktu tersebut selalu mendapatkan perubahan, baik dalam pertunjukan maupun pada pola garapannya, disesuaikan pada kebutuhan masarakakatnya.

B. Sinopsis

Sebuah Tari tradisional jenis klasik yang mengungkapkan keterampilan seorang satria dalam mengunakan busur dan anak panah pada waktu berburu binatang di tengah hutan. Di dalam Tari ini diperlihatkan keterampilan seorang satria tersebut membidik sasaran. Tari ini diiringi oleh seperangkat gamelan dengan dasara gerak tari klasik dan beberapa gerak dasar Wayang Gung yang dikembangkan.

C. Kelengkapan

Busana yang dipergunakan dalam Tari Baksa Panah adalah:

  • Baju poko
  • Celana Seperempat  Sabuk
  • Pending
  • Selendang
  • Selendang layang
  • Giring-giring layang
  • Siwal tangan

Properti yang digunakan:

  • Busur dan anak panah
  • Kuda-kuda
  • Ketopong( subrah)

Article From: Makalah mata kuliah Seminar “keberadaan tari Tari Baksa Panah di Kalimantan Selatan mengalami degradasi” oleh Renna Aspiarna(Mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:06)

__________________________________________________________

13.  Tari Topeng Panji

__________________________________________________________

14.  Tari Maiwak

__________________________________________________________

15. Tari Tanggui


__________________________________________________________

16. Tari Jepen Sisit


article from :Laporan mata kuliah Penggalian Tari Tradisi ” Tari Jepen Sisit” oleh  Lea Nita Virgowati (mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:05)

__________________________________________________________

17.  Tari Gintur

__________________________________________________________

18.  Tari Ladon

__________________________________________________________

19.  Tari Kakambang Habang

__________________________________________________________

20.  Tari Ahui Gunung

__________________________________________________________

21.  Tari Manugal

__________________________________________________________

22.  Tari Giring-giring

__________________________________________________________

23.  Tari Sasudu

__________________________________________________________

24.  Tari gandut

__________________________________________________________

25.  Gerak tari wayang gung “Hanoman pancasona”

__________________________________________________________

26. Tari Radap Rahayu

A. Sejarah


B. Sinopsis

TAri Radap Rahayu merupakan salah satu tari garapan yang gerak tarinya diambil dari gerak upacara beradap (memangil orang-orang atau roh halus) dan upacara puja Bantan (upacara memohon pertolongan kepada Yang Maha Esa) yang dilakukan diatas kapal Prabayaksa ketika kapal tersebut kandas di dalam perjalanan pulang lawatan dari kerajaan majapahit yang membawa Patih Lambung Mangkurat kembali kekerajaan Dipa, Kapal tersebut kandas di daerah lok Bantanan.

Tari ini menggambarkan beberapa bidadari yang turun dari kayangan Untuk menampung tawari  tamu-tamu agung yang datang ke bumi Lambung Mangkurat sebagai tanda penghormatan dan ucapan selamat datang.

C. Kelengakapan

Busana yang digunakan :

  • Baju layang
  • Tapih air guci

Kelengakapan perhiasan:

  • Sanggul malang babuntut
  • Bogam baronce
  • Mahkota gunungan
  • Karang jagung
  • kambang goyang
  • Catik diantara dua kening
  • Anting barumbai
  • Kalung samban
  • Gelang keroncong
  • Cupu berisi nembang rampai/ bearas kuning atau minyak likat baboreh.

D. Kelengkapan  penggiring tari :

Alat yang digunakan :

  • Biola
  • Tabun
  • Suling
  • Agung
  • Tarbang kecil
  • Tarbang besar dan tarbang paninting

Lagu penggiring:

  • Ayakan lencang
  • Ayakan radap
  • Ayakan tiga
  • Lagu dan syair radap.

__________________________________________________________

27. Tari Baksa Kembang

A. Sejarah

Menurut cerita, Tari Baksa Kembang sudah ada sejak zaman kerajaan negara Dipa dan Daha, Yaitu sekitar abad ke 13. Pada jaman kerajaan Majapahit ada seorang Empu Jakmika melakukan perjalanan itu mencari sebuah negri yang tanahnya berbau harum. menurut pentunjuk yang ia dapat, negeri itu berada diseberang pulau yaitu di pulau Kalimantan. Didalam perjalanan itu tentunys ia tidak sendiri, ia ditemani oleh beberapa abdi.

Setelah ditemukan negeri yang dimaksud, maka didirikanlah sebuah kerajaan Dipa, dimana di dalamnya kerajaan tersebut berkembang kebudayaan atau kesenian Jawa yang beradaptasi dengan kebudayaan setempat, sehinga unsur-unsur tari klasik di Kalimantan Selatan hampir banyak mempunyai kesamaan dengan kesenian Jawa.

Sejak kerajaan Dipa dan Daha sampai dengan kerajaan Banjar mundur, pusat pemerintahan selalu berpindah-pindah, sehingga kesenian klasik di Istana mulai tarun kemasyarakat dan berkembang serta diwariskan secara turun-temurun sari generasi kegenerasi berikutnya.

Di Istana, kesenian menghasilkan aneka corak seni klasik Banjar yang beradaptasi dengan kebudayaan Jawa, sedangkan diluar istana tumbuh dan berkembang kesenian rakyat, namun saat kerajaan Banjar kesenian-kesenian di Istana mulai dikembangkan atau mulai turun kemasyarakat atas binan Pangeran Hidayatullah(1866). Hal ini terjadi karena beliau membuka istana sseluas-luasnya, sehingga terjadi interaksi antara kesenian keraton dengan kesenian rakyat seperti madihin, jepen, qasidah, dan sebagainya. Sehingga sekitar tahun 190 keatas, kesenian Banjar lebih banyak dan beragam.

Dahulu, kisah yang berkembang adalah kisah yang diambil dari kisah Pangeran Suria Wangsa Gangga dari negara Dipa dengan Putri Kuripan. kisah itu menceritakan Putri Kuripan mempersembahkan setangkai bunga teratai merah kepada sang Pangeran, sedangkan bunga teratai putih tetap dipegangnya.

Bunga taratai dalah sebagai lambang kesetian, namun dalam berkembangan nya akibat dari mulut kemulut dan menyebar dari istana kehalayak ramai, tarian ini lebih dikenal dengan menceritakan seorang putri yang sedang merakai bunga, menjadi suatu rangkaian bunga yang disebut Bogam dan diserahkan kepada seorang jejaka yang dicintainya serta dihormatinya.

B. Sinopsis

Tari Baksa Kembang adalah sebuah tari klasik untuk menyambut tamu agung yang datang kekerajaan. Tari ini mengambarkan putri keraton yang sedang menari dengan rangkaian bunga (Bogam) di tangan dan kemudian diserahkan kepada tamu agung yang dihormatinya.

Tari ini dahulunya digelarkan dengan waktu yang tidak terbatas dan ragam yang berulang-ulang, tetapi pada perkembangannya oleh penata-penata tari, tari Baksa Kembang ditata apik dan disesuaikan dengan tuntutan jaman serta keperluan masyarakat sesuai situasi dan kondisi tampa mengurangi khasanah dalam sebuah Tari Baksa Kembang.

Bogam adalah nama baru dari rangkaian bunga melati dan mawar diletakan yang dibentuk bundar (dironce) degan aturan, susunan bunga mawar diletakan ditengah dan bunga melati disekelilinginya serta diberi beberapa untaian  melati.

C. Kelengkapan dan properti yang digunakan

  • Baju udat/poko
  • Tapih air guci
  • Selendang dua warna
  • Ikat pinggang
  • Gajah gemuling
  • Mahkota pancar Matahari
  • Kembang goyang
  • Melati atau karang jagung
  • Kalung rangkap tiga
  • Gelang kaki
  • Bogam
  • Cemara atau sanggul
  • Halilipan gelang tangan
  • Kalung cikak
  • Kilat bahu
  • Anting barumbai
  • Make up
  • Kida-kida
  • Gegetas sirih.

propertis:

  • Dua buah rangkaian bogam
  • Mangkok kuningan(sasanggan).

D. Musik iringan

  • Alat Musik iringan:

    • Babun
    • Sarun 1 dan 2
    • Sarantan
    • Dawu
    • Kanung
    • Kangsi
    • Gong kecil
    • Gong besar.
  • Lagu iringaan:
    • Ayakan
    • Jangklong/kambang muni
    • Parang lima ketawang

Article from: Makalah mata kuliah Seminar “Kultivasi  Nilai-nilai Budaya melalui tari Baksa Kembang” oleh Norliana(Mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Tari STKIP-PGRI Banjarmasin akt:05)

_________________________________________________

28. Tari Jepen Sigam

__________________________________________________________

29.  Tari Jepen kuala

__________________________________________________________

30.  Tari Jepen Rantauan

__________________________________________________________

31.  Tari Tirik Kuala

__________________________________________________________

32. Tari Tirik Lalan

__________________________________________________________

33. Tari Kuda Gipang

A. Latar Belakang

Tari Kuda Gepang asal mulanya berasal dari tumbuh dan berkembang di daerah Hulu Sungai dan Barito Kuala, tapi timbulnya ini masih belum dipastikan.

Tari Kuda Gepang tumbuh dan berkembang di dalam keraton, sebagai salah satu jenis tari yang bisa dipergelarkan dalam suatu upacara kerajaan yang mengambarkan kegagahan pasukan berkuda kerajaan.

Sebagai perkembangan saat ini Tari Kuda Gipang berfungsi sebagai tari hiburan dan sarana upacara adat perkawinan Banjar yang berfungsi sebagai pengiring pengantin laki-laki yang akan bersanding.

B. Sinopsis tari

Tari ini mengambarkan sekelompok pasukan berkuda dari kerajaan yang sangat gagah berani.

Perkelahian, percecokan dan peperangan adalah suatu bencana yang amat sangat besar dan mengerikan maka pasukan berkuda dari kerajaan inilah yang yang harus menciptakan suasana membangun banuanya sehingga kerajaan mereka menjadi aman dan sejahtera.

C. Iringan, Properti , dan Kostum

a. Iringan

  • Alat yang digunakan:
    • Agung
    • Babun Sarun
    • Kangsi
  • Lagu Penggiring:
    • Peperangan
    • Angklong jinggung
    • Ayakan

b. Propertis

Kuda gipang yang terbuat dari:

  • Bambu
  • Rotan
  • Purun yang dianyam yang beri warna (cat).

c. Kostum

  • Ketopong
  • Baju raja/celana
  • Gelang giring-giring kaki
  • Tutup rambut


article From: makalah Mata kuliah Tari Pendidikan”Deskripsi Tari Kuda Gepang” oleh klompk Adi, sari, Onie, Ella(Akt:06), dan Ipul(Akt:09) – (Mahasiswa jurusan pendidikan seni tari STKIP-PGRI Banjarmasin)

__________________________________________________________

34. Tari Baksa Lilin

__________________________________________________________

35. Tari Bogam

__________________________________________________________

36. Tari Baksa Dadap

_________________________________________________________

37. Tari gandut

Tari hasil dari kebudayaan Banjar yang mempunyai nilai mistis besar salah satunya adalah tari Gandut. Nama tarian ini berasal dari sebutan terhadap penarinya yaitu Gandut.  Kalau di masyarakat Jawa dikenal istilah tledek dalam tari tayuban. Tari Gandut ini pada mulanya hanya dimainkan di lingkungan istana kerajaan, baru pada kurang lebih tahun 1860-an tari ini berkembang ke pelosok kerajaan dan menjadi jenis kesenian yang disukai oleh golongan rakyat biasa. Tari ini dimainkan setiap ada keramaian, misalnya acara malam perkawinan, hajad, pengumpulan dana kampung dan sebagainya.

Gandut merupakan profesi yang unik dalam masyarakat dan tidak sembarangan wanita mampu menjadi Gandut. Selain syarat harus cantik dan pandai menari, seorang Gandut juga wajib menguasai seni bela diri dan mantera-mantera tertentu. Ilmu tambahan ini sangat penting untuk melindungi dirinya sendiri dari tangan-tangan usil penonton yang tidak sedikit ingin memikatnya memakai ilmu hitam. Dahulu banyak Gandut yang diperistri oleh para bangsawan dan pejabat pemerintahan, disamping paras cantik mereka juga diyakini memiliki ilmu pemikat hati penonton yang dikehendakinya. Nyai Ratu Komalasari, permaisuri Sultan Adam adalah bekas seorang penari Gandut yang terkenal.

Pada masa kejayaannya, arena tari Gandut sering pula menjadi arena persaingan adu gengsi para lelaki yang ikut menari. Persaingan ini bisa dilihat melalui cara para lelaki tersebut mempertontonkan keahlian menari dan besarnya jumlah uang yang diserahkan kepada para Gandut.

Tari Gandut sebagai hiburan terus berkembang di wilayah pertanian di seluruh Kerajaan Banjar, dengan pusatnya di daerah Pandahan, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin.

Tari Gandut sejak tahun 1960-an sudah tidak berkembang lagi, Faktor agama Islam merupakan penyebab utama hilangnya jenis kesenian ini ditambah lagi dengan gempuran jenis kesenian modern lainnya.  Sekarang Gandut masih bisa dimainkan tetapi tidak lagi sebagai tarian aslinya hanya sebagai pengingat dalam pelestarian kesenian tradisional Banjar.

article from http://kerajaanbanjar.wordpress.com

__________________________________________________________

38. Tari Gandut Magandangan

__________________________________________________________

39. Tari Rudat

__________________________________________________________

40. Baksa Tameng

41. Baksa Dadap

9 Tanggapan to "Pustaka Tari Daerah"

Akhirnya bisa ketemu artikel tentang tari2 Kalsel (banjar)
keep posting…

yo podo,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
se’tas nmu Q

salam buat adink ACHA(anak tari 08 STKIP PGRI) tersayang,,,,,,

tari tirik kuala penggalianya?

Dmn menggali tari dara menginang nya kemaren,, langsung ke hulu sungai nya kah? by Amir anak STKIP BJB..

Apakah ada lagu untuk tari kuda gepang ?

tari Baksa Panah ko g ada…???

pa bisa di perjelas lagi

Kok tari baksa dadap gak ada keterangan’nya sich….???

Tinggalkan Balasan ke Jordy Batalkan balasan


  • Tidak ada
  • Jordy: Kok tari baksa dadap gak ada keterangan'nya sich....???
  • arief: pa bisa di perjelas lagi
  • arief: tari Baksa Panah ko g ada...???